Twitter menjadi X: Makna di balik huruf 'X' yang memikat dunia selama ratusan tahun

Sekelompok anak muda mengenakan baju berlogo huruf X

Sumber gambar, Getty Images

  • Penulis, Clare Thorp
  • Peranan, BBC Culture

Berawal dari bangsa Fenisia hingga menjadi nama baru Twitter, “X” adalah salah satu huruf alfabet yang paling kuat dan memikat.

Di antara huruf-huruf alfabet, ada satu huruf yang begitu memikat. Dari total 308.000 entri dalam Kamus Bahasa Inggris Oxford, hanya ada 366 kata yang dimulai dengan huruf “x”, dan sangat sedikit yang benar-benar digunakan sebagai kosakata sehari-hari oleh banyak orang.

Namun terlepas dari karakter itu, atau justru karena itulah, x menjadi alfabet paling kuat dan memikat yang ada.

X-Files, faktor X, X-Men, Generasi X, sinar X, X-rated, planet X, dan lain-lain.

Huruf ini dianut dalam budaya populer merepresentasikan sesuatu yang tidak diketahui, futuristik, atau provokatif.

Bentuknya dapat diartikan sebagai banyak hal, mulai dari ungkapan cinta (seperti melambangkan ciuman yang digunakan untuk mengakhiri pesan teks), hingga kealfaan, larangan, bahkan kematian, seperti pada gambar tengkorak dengan tulang bersilang X.

Ini sangat mengesankan untuk sebuah huruf yang menurut Dr Samuel Johnson dalam Kamus Bahasa Inggris tahun 1755 sebagai “sebuah huruf yang meskipun ditemukan dalam kata-kata Saxon, tidak memulai kata apapun dalam bahasa Inggris”.

"X memiliki banyak cap dalam alfabet," kata Johanna Drucker, Profesor Studi Bibliografi di University of California Los Angeles (UCLA) sekaligus penulis Inventing The Alphabet: The Origins of Letters from Antiquity to the Present.

"Kalau dipikir-pikir, berapa banyak huruf tunggal yang pernah digunakan sebagai sebuah merek? Tidak banyak."

Twitter

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Elon Musk mengubah Twitter menjadi X pada awal Juli 2023.
Lewati Whatsapp dan lanjutkan membaca
Akun resmi kami di WhatsApp

Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.

Klik di sini

Akhir dari Whatsapp

Belakangan ini, huruf x kembali menuai perhatian, setelah Elon Musk mengumumkan untuk mengganti nama Twitter, perusahaan media sosial yang dia beli pada Oktober 2022 seharga US$44 miliar atau Rp683 triliun.

Twitter tidak lagi menggunakan logo burung birunya, yang kemudian digantikan oleh huruf X berwarna hitam.

Ini adalah bagian dari rencana jangka panjang Musk untuk menjadikan media sosial ini sebagai “wadah yang dapat menyalurkan… segalanya.”

Musk mengatakan dia memilih x karena huruf ini “mewujudkan ketidaksempurnaan di dalam diri kita semua yang membuat kita menjadi unik”.

Ketertarikannya pada x sudah terjadi selama lebih dari dua dekade. Pertama kalinya terlihat pada tahun 1999 ketika dia menamai layanan perbankan daring miliknya sebagai X.com, sebelum berubah menjadi PayPal.

Dia membeli domain situs tersebut pada 2017, mengklaim bahwa domain itu memiliki “nilai sentimental yang luar biasa”.

Musk menamai mobil produksi awal Tesla sebagai Model X, dan misi eksplorasi luar angkasanya SpaceX.

Pada tahun 2020, Musk memiliki seorang putra bersama musisi Grimes, dan pasangan itu menamai anak mereka X Æ A-12 Musk.

Industri teknologi tampaknya sangat menyukai huruf itu. Selain berbagai merek X milik Musk, ada juga konsol gim yang diberi nama Microsoft Xbox, ponsel pintar Sony Xperia, iPhone X milik Apple dan sistem operasi OS X.

Pada tahun 2010, Google memilih huruf x untuk menamai laboratorium pengujian ide rahasianya, yang pertama kali dikenal sebagai Google X dan sekarang menjadi X saja. Google mendeskripsikannya sebagai “pabrik moonshot” untuk teknologi yang diklaim akan “meningkatkan kehidupan jutaan hingga miliaran orang”.

Ada pula laporan bahwa Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan Threads milik Mark Zuckerberg, telah menyematkan merek dagang pada logo X untuk penggunaan media sosial. Itu berarti ada kemungkinan terjadi perang merek dagang di masa depan.

Mengapa para raksasa teknologi bergumul pada satu huruf ini, padahal ada 25 huruf lain yang bisa mereka gunakan?

Direktur Slang dan Arsip Bahasa Baru di King's College, London, Tony Thorne memandangnya sebagai upaya untuk terlihat misterius, dengan memanfaatkan beragam istilah ilmiah yang tidak jelas seperti eksponensial, pengalaman, dan eksperimental.

"X adalah satu-satunya huruf alfabet yang tidak muncul dalam banyak kata sehari-hari, tetapi juga muncul dalam berbagai konteks matematika dan hal-hal teknis yang membingungkan dan menggelitik sebagian besar dari kita yang buta huruf teknologi," katanya kepada BBC Culture.

Huruf ini memberi implikasi sebagai sesuatu yang penting, tidak dapat diketahui dan menarik – sebuah simbol bagi beragam kemungkinan.

Namun, bagi Thorne, penggunaannya yang berlebihan mulai menjadi bumerang.

"Sekarang [makna huruf ini] mendekati klise."

Bagian dari kekuatan x adalah bahwa itu bukan sekadar huruf. Dia adalah sebuah simbol yang telah dibuat manusia selama ribuan tahun.

"X adalah penamaan yang sangat primitif," kata Drucker.

“Dalam sistem tanda paling awal yang diciptakan manusia, salib dan lingkaran sangat fundamental karena sangat mudah dibuat. Kami memiliki batu berusia 20.000 tahun lalu dari Prancis yang memiliki salib dan lingkaran di atasnya.”

Sejak Abad Pertengahan, mereka yang buta huruf menggunakan X sebagai tanda tangan.

Artikel-artikel yang direkomendasikan

Makna yang kontradiktif

Huruf X memiliki sejarah yang agak kacau, yang mungkin berkontribusi pada maknanya yang mudah dibentuk.

Huruf ini aslinya berasal dari huruf Fenisia yang disebut samekh, yang berarti ikan dan digunakan untuk melambangkan bunyi “s”.

“Orang Yunani meminjamnya, menyebutnya ‘Chi’, menggunakannya untuk bunyi ‘kh’ dan menulisnya dalam bentuk salib diagonal,” jelas Thorne.

Bangsa Romawi kemudian mengadopsi bunyi x dari alfabet Chalcidian, varian Barat dari alfabet Yunani, dan menggabungkannya dengan simbol Chi (x) sehingga lahirlah x seperti yang kita kenal sekarang.

Huruf ini juga menjadi salah satu dari tujuh huruf yang digunakan dalam sistem angka Romawi.

Hawa misteri dari huruf ini muncul relatif belakangan.

“Bagian mistik dari x berasal dari aljabar, yang berarti sebagai hal yang tidak diketahui dan harus dipecahkan,” kata Drucker.

“Hal ini datang secara rasional, pencerahan matematis.”

Pada abad ke-17, Descartes menetapkan huruf x, y, dan z untuk mewakili bagian yang tidak diketahui, sedangkan bagian yang diketahui diwakili dengan huruf a, b, dan c.

Dari ketiga huruf ini, x yang kemudian muncul sebagai simbol misteri yang dominan, aneh, asing, dan eksotis.

Papan reklame Madame X

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Huruf "x" juga memiliki konotasi seksual

Ketika fisikawan Jerman, Wilhelm Röntgen menemukan jenis radiasi baru pada tahun 1895, dia menyebutnya sinar-X karena sifatnya tidak diketahui.

Memiliki faktor-X berarti memiliki kualitas bintang yang tidak berwujud. Dalam sci-fi, x datang untuk mewakili sesuatu di dunia lain, luar angkasa.

Ambiguitas ini tidak selalu positif. Misalnya Generasi X, mereka yang lahir antara tahun 1965 dan 1980, sering digambarkan sebagai generasi yang tersesat dan tanpa tujuan.

Huruf itu juga bisa menandakan ketidakhadiran atau penghapusan. X dalam nama aktivis Malcolm X digunakan untuk mewakili nama Afrikanya yang tidak diketahui, yang direnggut dari nenek moyangnya selama era perbudakan.

Gerakan punk Straight Edge – yang menjauhkan diri dari alkohol, tembakau, dan narkoba – menggunakan X sebagai tanda pengenal mereka.

Namun X juga melambangkan kehadiran. X menandai tempat, misalnya tanda x digunakan untuk menandai pilihan kita di kertas suara. Huruf ini penuh dengan kontradiksi.

Huruf x juga dikaitkan dengan bahaya seksual. Lukisan provokatif John Singer Sargent, Madame X, yang menggambarkan seorang perempuan yang dikenal karena perselingkuhannya, menghebohkan Paris pada akhir abad ke-19.

Pada tahun 1951, Lembaga Sensor Film Inggris memperkenalkan sertifikat X untuk menunjukkan bahwa sebuah film “sangat gamblang”.

Meskipun sertifikat itu mulanya mengacu pada kekerasan, kata-kata kasar, serta adegan seksual, "X-rated" dikooptasi oleh industri pornografi dan kini melambangkan materi seksual yang eksplisit.

Kaitan huruf ini dengan hal-hal ekstrem tampaknya cocok untuk Elon Musk yang, ketika dia pertama kali membeli Twitter, meminta staf untuk berkomitmen pada budaya kerja yang "sangat keras".

Huruf x tidak hanya memiliki banyak arti, tetapi juga banyak pelafalan, sehingga tidak ideal jika dijadikan sebagai merek global besar.

Ini memicu kebingungan di Jepang, di mana istilah X sudah menjadi merek dari sebuah band rock.

Musk diasumsikan menginginkan X-nya menjadi sesuatu serupa WeChat di China, sebuah aplikasi di mana pengguna dapat berkomunikasi, membaca cerita, berbelanja, membayar tagihan, hingga memesan taksi.

Untuk aplikasi yang akan menawarkan beragam layanan yang berbeda, mungkin masuk akal untuk menggunakan simbol dengan begitu banyak arti.

Tetapi perubahan citra itu dimulai dengan awal yang membingungkan. Polisi datang di tengah-tengah pekerjaan penghapusan logo Twitter dari kantor pusat perusahaan media sosial ini di San Francisco, menghentikan “pekerjaan tidak sah” itu dan menyisakan hanya huruf “er” tergantung di atas gedung.

Belum jelas bagaimana kita akan membicarakan X. Akankah tweets sekarang menjadi Xs? Kata "tweet" sendiri telah masuk ke dalam kamus bahasa Inggris sebagai kata kerja. Lalu apa yang akan menjadi padanannya?

"Karena potensinya yang banyak, dan kadang kontradiktif, simbol X pada pandangan pertama pasti akan dianggap misterius, membingungkan, mungkin menarik, tetapi haruskah sebuah merek menimbulkan ketidakpastian atau kebingungan");