Apa jurus terjitu negara-negara dalam menghadapi penurunan angka kelahiran?

Sumber gambar, GETTY IMAGES
- Penulis, Jonty Bloom
- Peranan, Reporter bisnis
Istilah "bom waktu demografi" kerap digunakan untuk melukiskan penurunan populasi yang dihadapi negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat. Namun, kalau Anda tengah berhadapan dengan pakarnya, jangan sekali-sekali menggunakan istilah ini.
Angka kelahiran di Inggris dan AS memang kian menurun sehingga khalayak mungkin tergoda menggunakan istilah "bom waktu". Namun, istilah ini sangat tidak disukai para ahli demografi yang mempelajari perubahan populasi.
"Pertama-tama, saya benci ungkapan itu," ucap arah Harper, profesor gerontologi (ilmu tentang usia lanjut) di Universitas Oxford.
"Saya tidak merasa ada bom waktu demografi, [yang terjadi] adalah bagian dari transisi demografi. Kita tahu ini akan terjadi sepanjang abad ke-21. Jadi, ini bukannya tidak terduga, dan kita seharusnya sudah bersiap-siap dari dulu."
Tetap saja skala masalah ini sangatlah besar. Data yang ada menyebut satu negara membutuhkan rata-rata angka kelahiran antara 2,1 hingga 2,4 anak per perempuan agar dapat meningkatkan atau mempertahankan populasinya,