'Saya tidak pernah menyesali keputusan membuka sidang ini ke publik' – Mantan suami Gisèle Pelicot dijatuhi vonis 20 tahun penjara atas pemerkosaan berat

Sumber gambar, Reuters
- Penulis, Laura Gozzi
- Peranan, BBC News
Hakim di Prancis menjatuhkan vonis terhadap 51 pria dalam persidangan kasus pemerkosaan yang menggemparkan negara tersebut.
Dominique Pelicot, 72, dituduh membius mantan istrinya, Gisèle, memperkosanya, dan mengundang puluhan pria untuk melakukan kekerasan seksual terhadapnya selama hampir satu dekade.
Dominique Pelicot, mantan suami Gisèle Pelicot, dinyatakan bersalah atas pemerkosaan berat dalam sidang vonis yang digelar di Prancis, pada Kamis (19/12). Dia dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun.
Ia juga dinyatakan bersalah atas percobaan pemerkosaan berat terhadap istri salah satu terdakwa lainnya, Jean Pierre Marechal, Cillia, dan mengambil gambar tidak senonoh terhadap putrinya, Caroline, serta menantu perempuannya, Aurore dan Celine.
Dominique diadili bersama 50 pria lainnya, yang sebagian besar membantah tuduhan pemerkosaan. Dalam sidang vonis, mereka dinyatakan bersalah atas sedikitnya satu dakwaan.
Jean-Pierre Marechal adalah orang kedua yang menerima vonis hakim. Ia dinyatakan bersalah atas percobaan pemerkosaan dan pemerkosaan berat terhadap istrinya, serta membiusnya. Dia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
Terdakwa lainnya, Charly Arbo dinyatakan bersalah atas pemerkosaan berat. Di usianya yang ke-30, ia merupakan salah satu terdakwa termuda yang diadili.
Saat memberikan kesaksian bulan lalu, Gisèle berkata: "Saya harus menanggung semua ini seumur hidup saya."

Sumber gambar, EPA
Usai persidangan, Gisèle Pelicot menyampaikan "rasa terima kasih yang mendalam" kepada semua orang yang mendukungnya selama "cobaan berat" yang dia hadapi.
Dia mengatakan bahwa dukungan mereka telah memberinya kekuatan untuk melewati cobaan panjang ini.
Gisèle mengatakan bahwa ia "tidak pernah menyesal" menyetujui sidang dibuka kepada publik dan media, "agar masyarakat dapat melihat apa yang sedang terjadi".
"Saya tidak pernah menyesali keputusan membuka sidang ini ke publik."
Ke depan, Gisèle menambahkan bahwa ia "percaya diri pada kapasitas kita secara kolektif untuk menemukan masa depan yang lebih baik ketika perempuan dan laki-laki dapat hidup bersama dengan rasa saling menghormati".
Artikel ini mengandung beberapa detail yang mungkin mengganggu Anda.
Gisèle Pelicot menghapus jejak suaminya jelang putusan pengadilan
Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.
Klik di sini
Akhir dari Whatsapp
Sepanjang bulan November 2011, Gisèle Pelicot tidur terlalu banyak.
Sebagian besar akhir pekan dilalui Gisèle dalam keadaan tertidur—sesuatu yang tidak diinginkannya. Sebagai seorang manajer logistik, waktu libur baginya sangatlah berharga setelah bekerja keras selama seminggu.
Akan tetapi, dia tidak mampu untuk tetap terjaga. Sering kali Gisèle tanpa sadar terlelap dan terbangun berjam-jam kemudian tanpa ingat kapan dia tidur.
Walaupun demikian, perempuan berusia 58 tahun itu merasa hidupnya bahagia-bahagia saja. Gisèle mengaku beruntung karena suaminya, Dominique, setia mendampinginya selama 38 tahun.
Setelah ketiga anak mereka—Caroline, David, dan Florian—tumbuh dewasa, pasangan itu berencana untuk segera pensiun dan pindah ke Mazan, sebuah desa dengan 6.000 penduduk di wilayah selatan Prancis yang indah, Provence.
Di desa yang asri itu, Dominique dapat bersepeda santai sementara Gisèle berjalan-jalan dengan Lancôme, anjing bulldog Prancis mereka.

Sumber gambar, EPA
Sejak pertemuan pertama mereka pada awal tahun 1970-an, Gisèle mengaku sudah terpikat dengan Dominique.
"Ketika aku melihat pemuda itu dengan sweter birunya… itu cinta pada pandangan pertama," kenang Gisèle.
Gisèle dan Dominique memiliki sejarah keluarga yang rumit yang ditandai perasaan kehilangan dan trauma. Mereka berdua saling menemukan kedamaian dalam diri satu sama lain.
Empat dekade dilalui Gisèle dan Dominique bersama-sama dan hubungan mereka sempat diterpa masa-masa sulit.
Mulai dari masalah keuangan yang sering terjadi dan perselingkuhan Gisèle dengan rekan kerjanya pada pertengahan 1980-an. Akan tetapi, semua itu dapat mereka lewati.

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

Bertahun-tahun kemudian, ketika pengacara meminta Gisèle merangkum hubungan mereka, dia menjawab: "Teman-teman kami berkata bahwa kami adalah pasangan sempurna. Saya membayangkan kami akan menjalani hari-hari tua bersama-sama."
Tapi itu angan-angan belaka. Kenyataannya, Gisèle dan Dominique kini duduk di sisi berlawanan di ruang sidang di Avignon, tidak jauh dari Mazan.
Gisèle dikelilingi anak-anak dan pengacaranya sementara Dominique berada dalam kotak kaca terdakwa dan mengenakan pakaian abu-abu dari penjara.
Ketika Gisèle merasa terlalu sering tidur pada akhir 2011, dia tidak pernah menyangka semuanya akan berakhir seperti ini.

Sumber gambar, Reuters
Tidak pernah terbesit di benak Gisèle bahwa suaminya—yang sudah menginjak usia akhir 50-an tahun dan akan pensiun—menghabiskan banyak waktu di internet.
Di jagat maya, Dominique Pelicot terlibat aktif di forum-forum dan materi bernuansa seksual—seringkali ekstrem atau ilegal—tersedia secara bebas di sana.
Di pengadilan, Dominique mengeklaim fase internet ini adalah "penyimpangan" setelah trauma masa kecil akibat pemerkosaan dan pelecehan.
"Kita menjadi menyimpang ketika kita menemukan sesuatu yang memberi kita sarana: internet," ujarnya.
Pada tahun 2010 dan 2011, seorang pria yang mengaku sebagai tenaga kesehatan mengirim foto-foto istrinya kepada Dominique.
Foto-foto itu memperlihatkan perempuan itu dibius dengan pil tidur sampai tidak sadar. Pria itu juga membagikan instruksi yang tepat dengan Dominique agar ia dapat melakukan hal yang sama kepada Gisèle.
Awalnya Dominique ragu-ragu—tetapi itu tidak berlangsung lama.
Setelah melakukan sejumlah percobaan, Dominique mengaku menemukan dosis yang tepat untuk menjerumuskan istrinya dalam kondisi tertidur yang begitu kuatnya sampai-sampai tidak ada yang dapat membangunkannya.
Obat-obatan tersebut diresepkan secara legal oleh dokter Dominique yang mengira pelaku menderita gangguan kecemasan akibat masalah keuangan.
Saat Gisèle tidak sadarkan diri, Dominique memakaikannya lingerie yang sebelumnya sudah ditolak istrinya. Dia juga memaksakan praktik seksual terhadap Gisèle yang tidak akan pernah disetujuinya saat sadar.
Dominique juga merekam adegan-adegan tersebut—sesuatu yang tidak diizinkan Gisèle dalam keadaan terjaga.
Awalnya, Dominique memperkosa istrinya seorang diri. Ketika pasangan itu menetap di Mazan pada tahun 2014, Dominique mulai mengajak orang-orang lain.
Dominique menyimpan obat penenang di kotak sepatu dalam garasi rumah mereka. Dia mengaku mengganti merek obat karena yang sebelumnya "terlalu asin" untuk secara diam-diam ditambahkan ke makanan dan minuman Gisèle.
Dalam forum internet bertajuk "tanpa persetujuan si dia", Dominique, merekrut pria dari segala usia untuk datang dan memperkosa istrinya.
Adegan demi adegan ini juga direkam Dominique.

Sumber gambar, AFP
Kepada pengadilan, Dominique mengatakan istrinya jelas-jelas dalam keadaan tidak sadar bagi 71 pria yang datang ke rumah mereka selama satu dekade.
"Kamu sama denganku, kamu suka mode pemerkosaan," katanya kepada salah satu dari mereka dalam forum.
Tahun demi tahun berlalu, imbas pelecehan yang dialami Gisèle pada malam hari semakin terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Dia kehilangan berat badan, rambutnya rontok, dan pingsannya menjadi lebih sering. Selain itu, perasaan cemas juga menjalari Gisèle sampai-sampai dirinya yakin sebentar lagi dia akan mati.
Keluarga Gisèle mulai khawatir. Masalahnya, dia tampak sehat dan aktif ketika mengunjungi mereka.
"Ketika kami menghubungi Gisèle, lebih sering Dominique yang mengangkat telepon. Dia bilang Gisèle sedang tidur, bahkan pada siang bolong," ujar menantunya, Pierre.
"Kami kira itu karena dia sangat aktif [ketika bersama kami], seperti ketika menghabiskan waktu dengan cucu-cucunya."
Kunjungan ke kantor polisi yang mengubah segalanya
Terkadang Gisèle hampir menaruh curiga.
Satu saat, dia mencurigai warna hijau di bir yang diberikan suaminya. Cepat-cepat Gisèle membuang minuman itu ke wastafel.
Pada kesempatan lain, Gisèle melihat noda pemutih yang di celana panjang yang baru dibelinya—dia tidak pernah melihat noda itu sebelumnya.
"Kamu tidak membiusku dengan obat-obatan, kan");