Para pasangan yang tak mau punya keturunan, tapi memperlakukan hewan layaknya anak sendiri

Anjing dan pasangan

Sumber gambar, Getty Images

  • Penulis, Jessica Klein
  • Peranan, BBC Worklife

Selama beberapa dekade terakhir, jumlah pasangan menikah yang tidak memiliki anak di Inggris dan AS meningkat, Hanya 20% pasangan yang punya anak pada tahun 2012. Makin banyak yang memelihara binatang dan diperlakukan seperti anaknya sendiri.

Di Ypsilanti, Michigan, Amerika Serikat, Lisa Rochow dan pasangannya, Cameron Wheeler, duduk berdampingan sambil memangku Aery, anjing Siberian Husky mereka.

Meskipun Aery (yang terus mencoba turun dari pangkuan) merupakan 'anggota keluarga' baru di rumah itu, Rochow dan Wheeler tampak sangat santai untuk ukuran 'orang tua' yang baru kali ini punya seorang 'anak'.

Aery adalah 'anak' itu, karena mereka tidak berencana memiliki bayi. Rochow, 24 tahun, adalah mahasiswa pascasarjana jurusan kerja sosial; sementara Wheeler, 26 tahun, adalah guru sejarah di SMA yang sedang mempersiapkan diri untuk masuk kuliah pascasarjana. Melengkapi silsilah keluarga itu adalah Aery, anak anjing berusia sembilan minggu.

"Saya merasa harus menyerahkan sebagian besar hidup saya untuk menjadi seorang ibu," kata Rochow.

"Itu akan menghabiskan uang, memakan waktu, dan membuatmu harus melepaskan hal-hal yang ingin kau lakukan." Wheeler menambahkan bahwa ia kerap mencemaskan anak-anak, "lebih dari kebanyakan orang tua lainnya".

Meski "tidak mau punya anak, keinginan untuk memiliki anjing selalu ada di benak kami," kata Rochow, yang menyadari bahwa ia tidak ingin memiliki anak sejak duduk di bangku SMA.

Ketika ia pertama kali bertemu Wheeler di suatu festival musik setelah sebelumnya berkenalan melalui aplikasi Tinder, pria itu juga ternyata punya gagasan yang sama.

"Saya rasa di satu titik dalam karir saya di kampus, mungkin saat di sekolah sarjana, saya mulai terlibat dalam atmosfer politik, dan saya belajar banyak tentang masalah-masalah perubahan iklim," ujar Wheeler.

"Saya semacam berpandangan bahwa tidak bertanggung jawab jika saya memiliki anak di tengah dunia yang seperti saat ini."

Pasangan Rochow-Wheeler adalah bagian dari kelompok yang secara vokal memutuskan untuk tidak memiliki keturunan. Mereka merasa bahwa uang yang mereka tabung karena tidak punya kebutuhan anak, bisa digunakan untuk mengejar karier sekaligus mendalami hobi masing-masing. Dan tentunya membuat hidup Aery si Husky jadi lebih baik juga.

Pilihan untuk tidak memiliki anak

Selama beberapa dekade terakhir, jumlah pasangan menikah yang tidak memiliki anak di Inggris dan AS meningkat. Tahun 1970, 40% pasangan mempunyai anak, sementara tahun 2012 hanya 20%, menurut Badan Sensus AS.

Meskipun data tersebut tidak berlaku bagi pasangan tidak-menikah yang memiliki anak, angka-angka tadi menunjukkan perubahan dalam konstruksi keluarga tradisional.

Di sisi lain, penelitian dari Badan Statistik Ketenagakerjaan AS menunjukkan bahwa pasangan menikah yang tidak memiliki anak yang tinggal di rumah menghabiskan lebih banyak uang mereka untuk merawat hewan peliharaan ketimbang untuk anggota keluarga lainnya, selama periode 2007-2011 (angka ini mungkin juga memperhitungkan pasangan yang anaknya sudah dewasa dan pindah rumah).

"Satu cara bagi keluarga yang tak punya anak untuk menyalurkan sisi mereka sebagai orang tua yaitu melalui hubungan mereka dengan hewan peliharaannya," kata Dr Amy Blackstone, profesor sosiologi di Universitas Maine sekaligus penulis buku Childfree by Choice: The Movement Redefining Family and Creating a New Age of Independence.

Blackstone telah meneliti "pilihan untuk tidak punya anak" sejak 2008. "Saya mendalaminya lebih karena pencarian pribadi, ketimbang secara profesional," kata dia. Kira-kira ketika ia memasukkan makalahnya sebagai syarat untuk mendapatkan pekerjaan tetap di kampus, tiga teman dekatnya mengaku bahwa mereka hamil.

Ia lantas memutuskan bahwa itu adalah kesempatannya untuk memfokuskan penelitiannya pada tema kehidupan orang tua. "Saya sadar, ketika teman-teman saya mengungkapkan pada saya bahwa mereka mulai merasakan naluri keibuan, saya tidak merasakan hal yang sama," ungkapnya.

Awalnya, Blackstone berpikir bahwa ada yang salah dengan dirinya. Ia memiliki pernikahan yang bahagia dengan kekasih masa SMA-nya, Lance. Sebelumnya mereka pernah berdiskusi untuk punya anak, namun mengesampingkan hal itu karena merasa masih terlalu muda. Ketika mereka berada di usia 30-an, mereka pikir itu pasti akan terlaksana. Mereka ingin punya anak.

Namun itu tidak terjadi. "Tak satupun dari kami berdua yang tertarik (untuk punya anak) pada titik itu," katanya.

Blackstone dan suaminya pernah memelihara seekor kucing, tapi ternyata keduanya alergi kucing. Dalam petualangannya dalam kehidupan tanpa-anak, Blackstone bertemu banyak pasangan dan orang-orang yang menganggap hewan peliharaan mereka seperti anak mereka sendiri.

"Salah satu contoh paling menonjol adalah seorang pria (tanpa-anak) yang saya wawancara. Dia baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya, karena dokter hewannya mengatakan bahwa anjing peliharaannya tengah sekarat, dan ia ingin menghabiskan masa-masa terakhir anjing itu bersamanya," katanya.

Ia merawat anjing itu "seperti kamu bayangkan seseorang merawat anak mereka, atau orang tua mereka yang sakit".

Lisa Rochow and Cameron Wheeler

Sumber gambar, Lisa Rochow and Cameron Wheeler

Keterangan gambar, Lisa Rochow and Cameron Wheeler dari Michigan mengubah definisi keluarga: mereka mengatakan bahwa anjing mereka, Aery, mengisi peran sebagai anak mereka

Ada juga pasangan tanpa-anak yang bercerai dan harus memutuskan siapa yang mendapat hak asuh atas kucing-kucing mereka.

"Mereka sama-sama menganggap kucing mereka sebagai anak," kata Blackstone. Pada akhirnya, salah satunya memperoleh hak asuh atas kucing-kucing itu, sementara mantan pasangannya sepakat mendapatkan hak berkunjung secara rutin.

Ben Lenovitz, seorang fotografer hewan peliharaan di New York dipesani pemotretan foto anjing peliharaan milik sepasang kekasih. Ben takjub dengan cara sepasang kekasih tanpa-anak yang sudah berusia 40 tahunan membicarakan anjing-anjing mereka.

Mereka menyelamatkan salah satu anjing itu, yang ditemukan setelah Badai Sandy yang menerjang kota itu tahun 2012 lalu.

"Anjing itu anak mereka, dilihat dari cara (pria ini) membicarakan anjingnya," ujar Lenovitz, yang hasil fotonya bisa dibanderol hingga seharga AS$160 (sekitar Rp2,2 juta).

Bayi berbulu?

Silakan google istilah 'fur baby' alias 'bayi berbulu', maka Anda akan menemukan beberapa definisi hewan peliharaan bagi pasangan tanpa-anak.

Akan tetapi, gagasan tentang hewan peliharaan untuk menggantikan anak manusia sendiri adalah topik yang mengundang perdebatan di dalam komunitas tanpa-anak.

Di dalam utas r/childfree di situs Reddit, dengan anggota 594.000 orang yang mendiskusikan pilihan mereka untuk hidup tanpa memiliki anak, beberapa menentang keras gagasan menyamakan hewan peliharaan dengan anak. Sementara yang lain mengaku "lebih memilih punya kucing daripada anak".

"Kami menganggap kucing kami bagian dari keluarga ini, tentu saja," kata Maxine Trump yang sudah menikah namun memilih untuk tidak punya anak. Maxine adalah sineas di balik film To Kid or Not to Kid, film yang mementahkan stereotip terhadap orang-orang yang memilih untuk tidak memiliki keturunan. "Tapi tentu saja saya tidak berkata, 'Oh, anakku.'"

Maxine, 49 tahun, berasal dari Inggris. Ia terbang bolak-balik New York-Inggris. Kini ia tinggal bersama suaminya, Josh Granger (45), dan kucing mereka, Oscar Wilde ("Aku benci nama belakangnya," ujar Maxine).

Gaya hidup mereka yang kerap bepergian adalah salah satu alasan Maxine tidak ingin punya anak, dan alasan mengapa mereka cukup memelihara kucing.

"Saya sempat bertengkar dengan teman-teman saya," katanya terkait pilihannya untuk "mengumumkan" bahwa ia tidak berniat punya anak. Namun, baginya membuat film itu "terasa seperti terapi". Ketika ia mulai membuat film tersebut, sekitar tujuh tahun lalu, belum banyak informasi tersedia tentang topik 'pilihan untuk tidak punya keturunan'.

Foto anjing

Sumber gambar, Geoff Tischman Pets

Kini, ujarnya, sudah ada lebih banyak informasi. "Ini menyenangkan, karena rasanya seperti, mungkinkah kita bisa mengubah keadaan di mana orang-orang tidak lagi akan dipandang aneh atau diasingkan… gara-gara memutuskan untuk hidup tanpa-anak");