Ramadan: 'Satu tungku tiga batu' - Toleransi agama warisan leluhur di Fakfak, Papua

Keterangan video, Satu tungku tiga batu: Toleransi agama warisan leluhur di Fakfak, Papua

Masyarakat Fakfak - yang dijuluki miniatur Indonesia di Papua - mewarisi nilai toleransi "satu tungku tiga batu" peninggalan leluhur berabad-abad lampau.

Perang suku tak berkesudahan berabad-abad lalu membuat para leluhur di Fakfak, Papua Barat, bersumpah untuk hidup damai. Mereka meninggalkan falsafah "Idu-idu maninina" dalam bahasa setempat, yang berarti "kami ingin damai".

Sumpah itu melahirkan istilah "agama keluarga" yang sarat nilai toleransi. Istilah tersebut merujuk keadaan ketika dalam satu marga dan kerabat dekat terdapat sejumlah anggota keluarga yang menganut agama Islam atau Kristen Protestan atau Katolik.

Simak juga:

Istilah "agama keluarga" itu pula yang mendorong pemerintah daerah menciptakan slogan "satu tungku tiga batu", yang menurut antropolog, "melebihi toleransi" karena mampu melampaui batas-batas "kerangkeng agama".

Lantas, bagaimana masyarakat Fakfak merawat warisan itu di tengah gempuran modernisasi?

Video produksi: Silvano Hajid dan Ivan Batara