Para pembenci monyet: Siapa komunitas global pemesan video kejam dari Indonesia?

Keterangan video, Para pembenci monyet: Siapa komunitas global pemesan video kejam dari Indonesia?

Peringatan: Video ini mengandung konten yang dapat membuat Anda merasa tidak nyaman.

Mini, seekor bayi monyet ekor panjang, baru berusia beberapa hari ketika dia dipisahkan dari induknya di hutan dan dijual kepada seorang YouTuber di Indonesia. Mini kemudian menjadi 'selebritis' di jejaring global penyiksa monyet online.

Orang-orang yang ingin melakukan hal-hal jahat kepada Mini - yang bersedia membayar untuk melihatnya menderita - berada jauh dari Indonesia. Kebanyakan berada di Amerika Serikat dan Inggris.

Mini hanyalah satu dari ribuan bayi monyet yang disiksa dan direkam untuk memenuhi fantasi kejam orang-orang di Barat.

Simak juga:

Untuk menemukan Mini, wartawan BBC menyamar sebagai calon pembeli video penyiksaan monyet. Kami menemui Okebro, pemilik Mini, di rumahnya di Magelang, Jawa Tengah.

Di Amerika Serikat, BBC menemukan tiga tokoh kunci di grup-grup Telegram dengan anggota paling besar.

Torture King yang mengeruk keuntungan dari menjual video-video, Sadistic Mind yang membayar pembuat konten Indonesia, dan Mr Ape yang muncul dengan ide-ide penyiksaan brutal dan ekstrem.

Memiliki video penyiksaan memang tidak ilegal di AS, namun pendistribusiannya melanggar hukum. Torture King, Sadistic Mind, dan Mr Ape terancam hukuman penjara tujuh tahun bila didakwa.

Di Indonesia, ancaman hukuman untuk pembuat video penyiksaan, jauh lebih ringan.

Seperti apa komunitas ini beroperasi? Mengapa penyiksaan brutal kepada monyet begitu menarik bagi orang-orang dalam komunitas ini?

Investigasi BBC Eye dan BBC Indonesia melacak keberadaan Mini, menemui para pentolan komunitas pembenci monyet, dan dua detektif amatir yang berusaha membongkar kelompok ini.

Tim investigasi: Astudestra Ajengrastri, Joel Gunter, Rebecca Henschke, Sam Piranty, Kelvin Brown.

Silvano Hajid dan Furqon Ulya berkontribusi pada laporan ini.

Produksi visual oleh Dwiki Marta, Anindita Pradana, Ivan Batara, Buyung.