Kontroversi tambang emas di Pulau Sangihe: "Kami tidak akan pergi"
Pemimpin tertinggi Baru Gold Corporation, pemilik saham terbesar PT Tambang Mas Sangihe (TMS), Terry Filbert menjawab tudingan yang menyebut perusahaannya berpotensi menyebabkan burung endemik di Pulau Sangihe punah, merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat, serta merespons kematian Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong, yang selama ini disebut janggal.
Filbert pun menyebut adanya peran aktor politik dan para penambang ilegal yang membiayai massa untuk mengusir perusahaannya dari pulau kecil dan terluar utara Indonesia itu, yang berbatasan dengan Filipina.
Simak juga:
- Dari kerusakan lingkungan, burung terancam punah, hingga kematian Helmud Hontong - Wawancara pemilik Tambang Mas Sangihe
- Rencana tambang emas di Sangihe ancam burung endemik - 'Saya tak bisa bayangkan kehidupan kami nanti'
- Seriwang Sangihe: Burung endemik yang sempat punah dan kembali ditemukan kini terancam tambang
"Di gunung [Sahendaruman] ini tidak ada emas sehingga tidak ada gunanya pergi ke sana. Jadi, tidak akan ada burung yang terdampak."
"Mengapa saya mau menyakiti seseorang - atau siapa pun - yang tidak memiliki pengaruh apa pun di pikiran saya."
"Kami mengetahui sekelompok penambang ilegal telah membayar banyak untuk menjadikan ini sebagai masalah nasional. Untuk mengeluarkan kami dari tambang sehingga mereka dapat melakukannya."
Itu adalah beberapa kutipan wawancara dengan CEO dan Presiden Baru Gold Corporation Terry Filbert dalam wawancara dengan Editor Asia BBC News Rebecca Henschke, serta wartawan BBC Indonesia Raja Eben Lumbanrau dan Astudestra Ajengrastri, via aplikasi Zoom, Sabtu (19/06).
Video Editor: Anindita Pradana