Covid-19: Kaum Muslim Sri Lanka memprotes kremasi korban, 'jika mereka tahu istri saya tidak kena virus corona, kenapa mereka mengkremasinya"Paulina bercerita, Pulau Manuran yang terletak dekat dengan kampungnya Kabare kini sebagian telah gundul oleh tambang. Bukan hanya itu, terumbu karang dan ikan yang berada di sekitar pulau pun tercemar limbah dari tambang. " loading="lazy" style="aspect-ratio:1920 / 1080" class="bbc-139onq"/>
Akhir dari Paling banyak dibaca
"Polisi dan militer bersama para pejabat tiba di rumah kami," katanya.
"Kami diusir dan mereka menyemprot (disinfektan) ke mana-mana. Kami semua takut tetapi mereka tidak memberi tahu kami. Bahkan bayi berusia tiga bulan dites Covid-19 dan mereka membawa kami seperti anjing ke pusat karantina."
Keluarga ditahan selama semalam tetapi dibebaskan pada hari berikutnya dan diminta melakukan karantina selama dua minggu.
Dan saat itulah, mereka menerima kabar bahwa Fathima meninggal sendirian di rumah sakit.
Dipaksa menandatangani surat-surat
Putra Fathima, yang telah berusia dewasa, diminta pergi ke rumah sakit untuk mengidentifikasi jenazah ibunya. Dia diberitahu bahwa Fathima tidak dapat dikembalikan ke keluarga karena kematiannya terkait dengan Covid-19.
Putra Fathima mengatakan dia dipaksa menandatangani surat yang mengesahkan kremasi sang ibu. Meskipun di bawah hukum Islam, kremasi dianggap sebagai pelanggaran terhadap tubuh manusia.
"Dia diberitahu bahwa bagian-bagian tubuhnya perlu dikeluarkan untuk tes lebih lanjut. Mengapa mereka perlu bagian-bagian tubuh jika dia memiliki corona");