Pemilu Amerika: Kisah orang-orang yang masih percaya Trump menang Pilpres

- Penulis, Tara McKelvey
- Peranan, Mound City, Kansas
Beberapa pekan setelah presiden terpilih, Joe Biden, dinyatakan sebagai pemenang pilpres pada November lalu, masih ada ketidakpercayaan mendalam terhadap proses pemilihan di antara banyak pendukung kuat Donald Trump. Hal ini mencerminkan sentimen yang lebih luas di antara kaum konservatif, yang memiliki implikasi mendalam bagi negara dan lembaga-lembaganya.
Sambil berdiri di Main Street, Dillard Ungeheuer, 73, ihkan kotoran sapi dari sepatunya - sisa-sisa dari kunjungannya ke tempat pakan. Dia tampak kesal. Saat membicarakan soal surat suara, ia tegas mengklaim - banyak yang palsu.
"Saya tidak akan berdebat dengan siapa pun tentang hal itu," katanya, dengan nada suara yang meninggi. "Saya percaya apa yang saya katakan itu faktual."
Kemarahannya atas pemilihan presiden terlihat jelas. Emosi yang sama dirasakan juga oleh banyak warga di kota itu.
"Tidak, saya sama sekali tidak percaya pada pemerintah," katanya.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kalah dalam pemilihan dari kandidat Partai Demokrat, Joe Biden. Adapun upayanya untuk membatalkan hasil itu di pengadilan telah gagal.
Pada 6 Januari, hasil pemungutan suara elektoral dari setiap negara bagian akan dihitung oleh Kongres.
Meskipun beberapa anggota Partai Republik mengatakan mereka akan menantang langkah terakhir itu dalam proses mengesahkan pemenang pemilihan, aksi itu hanya akan menunda, bukan mengubah hasilnya.

Berbagai wawancara dengan puluhan pendukung Republik di Negara Bagian Kansas mengungkap sebuah gambaran tentang bagaimana mereka memandang dunia.
Sebagian besar merasa bahwa mereka telah dicurangi, dan lembaga-lembaga demokrasi, khususnya proses pemilihan, telah hancur.
Sebagian besar pemilih Partai Republik, di Kansas dan di tempat lain, percaya Trump memenangkan pemilihan atau mereka tidak yakin akan pemenangnya, seperti yang diindikasikan melalui jajak pendapat Northeastern University.
Jackie Taylor, 59, penerbit Linn County News di Pleasanton, mengatakan pemilihan umum telah dicuri: "Semuanya itu kotor. Ada seorang pria yang terpilih dalam keadaan kotor, dan sekarang dia adalah presiden."
Ketika ditanya mengapa menurut mereka terjadi kecurangan dalam pemilihan itu, banyak yang mengatakan bahwa mereka mendapat kabar dari Newsmax, One America News, dan media lain yang menyiarkan cerita tentang dugaan penipuan pemilih. Perusahaan media ini relatif tidak jelas reputasinya sampai ketika Trump menjabat.
Trump sering menyebut media-media itu, yang kemudian mengangkat profil mereka.

Beberapa orang lain mengatakan mereka tidak mengenal siapa pun yang mendukung Biden, dan hanya pernah melihat alat peraga kampanye Trump.
Bagi mereka, tidak terbayangkan Biden bisa menang. Mereka berkeyakinan teguh, meski tanpa ada bukti, bahwa kaum liberal mencuri kemenangan pemilu. Pandangan mereka tercermin dalam program-program yang mereka tonton, dan hal-hal yang mereka bahas di kedai kopi, di pom bensin, dan tempat-tempat lain di sekitar kota.
Mereka menyerukan perombakan sistem, dengan mengatakan kontrol yang lebih ketat harus diberlakukan terhadap pemilih. Mereka mengatakan bahwa mereka takut Biden akan menghancurkan demokrasi Amerika yang masih tersisa, dan mengubah negara itu menjadi negara sosialis.
Tyler Johnson, 35, berbicara tentang kecurangan dalam pemilu sambil berdiri di samping mobil Chevy-nya, yang dilengkapi dengan kotak pangan.
'Amerika dalam posisi yang sangat rapuh'
Sebelumnya, di luar pusat kota, sebuah papan di pinggir rute 69 bertuliskan: "Berikan suara Anda - singkirkan setiap Demokrat."
Johnson berpendapat bahwa Demokrat semestinya tidak memimpin: "Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan terkait pemilu, ini membuat saya mempertanyakan semua yang mereka wakili."
Dia memelihara anak sapi seperti yang dilakukan ayahnya - serta berharap itu juga yang akan dilakukan putranya yang berusia dua tahun, Monroe, suatu hari nanti.
Dia khawatir Partai Demokrat akan mensabotase industri peternakan.
"Dengan semua aturan yang ingin diberlakukan oleh kepresidenan Biden pada kami, itu membuat saya bertanya-tanya - apakah gaya hidup saya akan menjadi gaya hidup yang layak untuk putra saya, seperti untuk ayah saya sebelumnya, dan untuk saya"Paulina bercerita, Pulau Manuran yang terletak dekat dengan kampungnya Kabare kini sebagian telah gundul oleh tambang. Bukan hanya itu, terumbu karang dan ikan yang berada di sekitar pulau pun tercemar limbah dari tambang. " loading="lazy" width="1920" height="1080" style="aspect-ratio:1920 / 1080" class="bbc-139onq"/>