AS: Mahkamah Agung melarang perusahaan diskriminasi pegawai LGBT

Sumber gambar, CQ-Roll Call Inc via Getty Images
Mahkamah Agung Amerika Serikat memutuskan bahwa apabila sebuah perusahaan memecat pegawai karena yang bersangkutan gay atau transgender, maka perusahaan tersebut telah melanggar hukum hak-hak sipil warga negara.
Dalam putusannya, Mahkamah Agung mengatakan hukum federal bukan hanya melarang diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, tapi juga orientasi seksual dan identitas gender.
Ini merupakan kemenangan terbesar bagi semua pegawai LGBT dan penyokong mereka. Dan ini terjadi saat MA dinilai lebih condong ke arah konservatif.
- 'Hidup seperti orang yang mati perlahan-lahan' - perjuangan perempuan transgender di masa pandemi virus corona
- Trump kembalikan larangan transgender berdinas di militer
- Legalisasi pernikahan sejenis di AS 'kuatkan gerakan di Indonesia'
- Perempuan AS dinyatakan sah menikahi pasangan lesbiannya yang meninggal tiga bulan sebelumnya
Tim kuasa hukum dari pihak pengusaha berpendapat, Undang Undang Hak Sipil 1964 tidak menyebutkan perlindungan pekerja terkait dengan identitas gender dan orientasi seksual. Pemerintahan Presiden Donald Trump juga memihak pendapat ini.
Namun, Hakim Neil Gorsuch, mengatakan pemecatan terhadap seorang pegawai harus juga memperhitungkan jenis kelamin.
"Seorang pengusaha yang memecat seseorang karena dia homoseksual atau transgender, memecat karena perilaku dan tindakannya, tidak akan mempertanyakan perilaku dan tindakan orang dari jenis kelamin lain," kata hakim yang dicalonkan oleh Presiden Donald Trump.
Anggota komunitas LGBT di seluruh Amerika Serikat merayakan keputusan ini.
'Hari yang sangat emosional'
Sean K Heslin, Palm Springs, California
Hari ini, keputusan Mahkamah Agung membuat air mata saya berlinang.
Sebagai seorang gay yang beruntung tinggal di California dan berasal dari New York, saya tak pernah khawatir kehilangan pekerjaan atau tidak dipekerjakan hanya karena orientasi seksual saya.
Tapi sebagai penasihat keuangan yang bekerja untuk klien-klien di berbagai negara selama lebih dari 30 tahun, saya pernah mendengar cerita-cerita orang yang kehilangan pekerjaannya hanya karena dia gay. Ini membuat saya marah dan sedih berlarut-larut.
Dalam beberapa tahun terakhir, saya telah berbicara dalam seminar-semintar atau dengan teman, dan keluarga tentang bagaimana hari ini dan zaman ini masih wajar memecat orang hanya karena mereka gay.
Banyak orang tidak percaya pada saya. Sampai hari ini.
Apa maksud dari putusan MA?
Pada Bagian VII dari Undang Undang Hak Sipil 1964, perusahaan dilarang melakukan diskriminasi terhadap pegawai atas dasar jenis kelamin yang dikenal dengan gender, ras, warna kulit, kebangsaan, dan agama.
Di bawah Pemerintahan Presiden Barack Obama, Komisi Kesetaraan dan Kesempatan Kerja yang mendorong aturan anti-diskriminasi, mengatakan aturan ini semestinya memasukkan unsur identitas gender dan orientasi seksual. Tapi Pemerintahan Trump mencabut perlindungan di bidang kesehatan dan lainnya dari pegawai LGBT.
Sebagian negara bagian di AS sudah menerapkan perlindungan kepada pekerja LGBT, tapi banyak juga yang belum melakukannya.

Bagaimana reaksi kelompok LGBT?
Para pendukung LGBT mengatakan keputusan yang diambil Mahmakah Agung ini akan mengakhiri penyembunyian identitas seksual seseorang yang selama ini tidak terungkap di tempat kerja.
"Khususnya di saat pemerintahan Trump mencabut hak-hak kelompok transgender dan kekerasan anti-transgender berlanjut untuk menghancurkan negara kita, keputusan ini merupakan langkah maju untuk menguatkan kehormatan kelompok trangender dan seluruh orang-orang LGBTQ," kata pemimpin organisasi pemerhati hak kelompok LGBT, GLAAD, Sarah Kate Ellis.

Sumber gambar, Getty Images
Serikat Kebebasan Sipil Warga Amerika (ACLU) membagikan pernyataan salah satu penggugat dari kelompok transgender, Aimee Stephens, yang telah meninggal bulan lalu. Perkaranya adalah kasus hak-hak sipil transgender pertama terbesar yang disidangkan oleh Mahkamah Agung.
"Saya senang pengadilan mengakui bahwa apa yang terjadi pada saya adalah salah dan ilegal," kata Stephens. "Saya berterima kasih, bahwa pengadilan mengatakan saudara-saudara transgender saya dan saya punya tempat di hukum kita - ini membuat saya lebih aman dan terlibat dalam lingkungan sosial."