Obat virus corona: WHO lanjutkan uji coba obat hidroksiklorokuin 'untuk menangkal Covid 19', setelah studi tentangnya ditarik

Hydroxychloroquine tablets are measured at a pharmaceutical facility , Utah, 20 May 2020

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Pekan lalu, kajian yang dimuat jurnal ilmiah, Lancet, menyebutkan penanganan para pasien Covid-19 dengan obat antimalaria hidroksiklorokuin sama sekali tidak ada manfaatnya.

WHO memutuskan melanjutkan ujicoba obat malaria hidroksiklorokuin setelah penelitian menyebut obat itu dianggap meningkatkan risiko kematian pada pasien virus corona, telah ditarik kembali karena masalah data.

Tiga penulis studi mengatakan mereka tidak bisa lagi menjamin keabsahan penelitian tersebut karena Surgisphere, sebuah perusahaan layanan kesehatan yang memasok data, tidak akan mengizinkan audit independen terhadap dataset-nya.

Padahal, penelitian ini menjadi dasar WHO menghentikan uji coba hidroksiklorokuin karena adanya kehawatiran soal aspek keselamatan

Kendati begitu, para pemimpin dunia termasuk Presiden AS Donald Trump terus menggembar-gemborkan penggunaannya.

Kepala eksekutif Surgisphere Sapan Desai, satu dari empat peneliti studi tersebut, mengatakan kepada surat kabar The Guardian bahwa ia akan bekerja sama dengan audit independen tetapi dia menegaskan mentransfer data akan "melanggar perjanjian klien dan syarat kerahasiaan".

Apa yang dikatakan studi itu?

Penelitian yang diterbitkan bulan lalu dalam jurnal ilmiah Lancet, melibatkan 96.000 pasien virus corona di 671 rumah sakit di seluruh dunia.

Hampir 15.000 diberi hidroksiklorokuin - atau sejenisnya, klorokuin - baik sebagai obat tunggal atau dengan antibiotik.

Disimpulkan bahwa obat itu tidak manjur melawan virus dan meningkatkan risiko pasien mengalami degup jantung yang tidak teratur dan sekarat.

Mandeep Mehra, seorang profesor Universitas Harvard yang memimpin penelitian, bersama dengan Frank Ruschitzka dari University Hospital Zurich dan Amit Patel dari University of Utah, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mencoba untuk mengatur tinjauan data pihak ketiga dari data tersebut, tapi Surgisphere menolak untuk bekerja sama.

"Kami sangat meminta maaf kepada Anda, para editor, dan pembaca jurnal atas segala rasa malu atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh hal ini," tambah kelompok itu.

A Brazilian nurse shows a hydroxychloroquine pill

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Para peneliti mewanti-wanti bahwa hidroksiklorokuin sebaiknya tidak diberikan di luar uji klinis.

Adakah bukti obat itu manjur melawan virus corona?

Ada kekhawatiran dalam komunitas ilmiah tentang penggunaan obat-obatan tersebut untuk mengobati virus corona.

Hidroksiklorokuin dianggap aman mengobati malaria, dan kondisi seperti lupus atau radang sendi, tetapi sejauh ini tidak ada uji klinis yang merekomendasikannya untuk digunakan melawan Covid-19.

Hasil dari satu percobaan klinis di University of Minnesota telah menunjukkan bahwa hidroksiklorokuin tidak efektif dalam mencegah virus corona.

Hasil kajian menyebutkan: pasien-pasien yang besar kemungkinan meninggal di rumah sakit dan mengalami komplikasi detak jantung adalah mereka yang mengonsumsi hidroksiklorokuin.

Tingkat kematian antara kelompok pasien Covid-19 sebagai berikut: hidroksiklorokuin 18%; klorokuin 16,4%, pasien-pasien yang tidak mengonsumsi hidroksiklorokuin dan klorokuin 9%.

Adapun pasien yang diberikan hidroksiklorokuin atau klorokuin yang digabungkan dengan antibiotik, tingkat kematian mereka bahkan lebih tinggi.

Para peneliti mewanti-wanti bahwa hidroksiklorokuin sebaiknya tidak diberikan di luar uji klinis.

Dr Marcos Espinal, direktur Organisasi Kesehatan Pan American - bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) - menekankan bahwa tidak ada uji klinis yang pernah merekomendasikan hidroksiklorokuin sebagai obat penanganan pasien Covid-19.

klorokuin

Sumber gambar, AFP/Getty Images

Keterangan gambar, Seorang pegawai apotek di Delhi, India, menunjukkan satu strip hidroksiklorokuin, obat yang biasa dikonsumsi pasien malaria.

Setelah hasil penelitian ini ditarik, WHO mengatakan pada Rabu (03/06) mereka akan melanjutkan uji coba setelah menghentikannya bulan lalu.

Sebelumnya, percobaan di beberapa negara "sementara" ditangguhkan sebagai tindakan pencegahan, kata WHO, Senin (25/05), sambil menunggu penilaian terhadap aspek keamanan.

WHO, yang menjalankan uji klinis berbagai obat untuk menilai mana yang mungkin bermanfaat dalam mengobati Covid-19, sebelumnya mengatakan prihatin atas laporan bahwa sejumlah orang berusaha mengobati diri sendiri dan mengalami komplikasi serius.

Mengapa obat itu menjadi terkenal?

Meskipun khawatir akan keamanan dan kemanjurannya, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan pada bulan Mei bahwa ia meminum obat itu untuk menangkal virus, tetapi kemudian mengatakan ia berhenti.

Presiden AS itu telah berulang kali mempromosikan obat anti-malaria itu, tindakan yang tak sejalan dengan saran tenaga medis dan peringatan dari pejabat di bidang kesehatan yang mengatakan bahwa obat itu bisa menyebabkan masalah jantung.

Ketika ditanya mengenai kajian yang dimuat jurnal Lancet ini, Koordinator Gugus Tugas Gedung Putih Penanganan Virus Corona, Dr Deborah Birx, mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah "sangat jelas" mengenai kerisauan mengenai penggunaan hidroksiklorokuin sebagai obat pencegahan virus corona atau perawatan pasien Covid-19.

covid, trump

Sumber gambar, AFP/Getty Images

Keterangan gambar, Presiden AS Donald Trump mengaku dirinya mengonsumsi hidroksiklorokuin untuk menangkal virus corona. Padahal, menurut sejumlah kajian, obat malaria itu tidak terbukti ampuh dalam melawan Covid-19.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan dirinya mengonsumsi hidroksiklorokuin untuk menangkal virus corona.

Berbicara di Gedung Putih, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa baru-baru ini dia mulai mengonsumsi obat untuk penyakit malaria dan lupus tersebut.

"Saya mengonsumsinya selama sekitar satu setengah pekan dan saya masih di sini, saya masih di sini," ujarnya.

Ketika ditanya apa bukti yang dimilikinya bahwa obat itu berfaedah, Trump berkata: "Ini bukti saya, saya mendapat banyak mendapat kabar positif mengenainya."

Trump, yang berulang kali menyanjung hidroksiklorokuin, menyebut banyak tenaga kesehatan mengonsumsi obat tersebut.

"Anda akan terkejut betapa banyak orang mengonsumsinya, terutama para pekerja di garis depan sebelum mereka tertular. Para pekerja di garis depan, banyak, banyak yang meminumnya," paparnya kepada para wartawan.

"Kebetulan saya juga mengonsumsinya."

Presiden Brazil Jair Bolsonaro juga mengklaim dalam sebuah video bahwa "hidroksiklorokuin bekerja di semua tempat."

Unggahan itu kemudian dihapus oleh Facebook karena melanggar pedoman informasi yang salah.

Ada juga lonjakan permintaan global untuk obat itu.

Apa yang dikatakan lembaga kesehatan AS?

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), mengatakan tidak ada bukti obat-obatan atau jenis terapi yang bisa mencegah atau menangani Covid-19.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) bulan lalu merilis arahan bahwa hidroksiklorokuin "tidak tampak aman dan efektif".

FDA mengutip sejumlah laporan bahwa obat tersebut bisa menyebabkan masalah ritme jantung pada pasien-pasien Covid-19.

Lembaga itu mewanti-wanti agar obat tersebut tidak digunakan di luar rumah sakit. Izin telah dikeluarkan untuk penggunaan sementara jika uji klinis tidak bisa dilakukan.

Apa hal lain yang dikatakan Trump?

Saat ditanya apakah staf dokter Gedung Putih merekomendasikan agar dirinya mengonsumsi obat itu, Trump mengaku telah bertanya soal itu.

"Saya bertanya kepadanya, 'bagaimana menurutmu");