Apa arti terpilihnya Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas bagi Gaza dan Israel?

Sumber gambar, Reuters
- Penulis, Reem Alsheikh
- Peranan, BBC Arab
Pengumuman Hamas bahwa Yahya Sinwar akan menjadi pemimpin baru usai terbunuhnya Ismail Haniyeh, mengejutkan sebagian orang.
Sinwar, yang dikenal luas sebagai Abu Ibrahim, adalah salah satu dalang serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel Selatan, yang kemudian membuat negara itu bersumpah untuk memburu dan melenyapkannya,
Sinwar telah menjadi pemimpin Hamas di Jalur Gaza, dan sekarang bakal menjadi pemimpin sayap politik.
Apa arti keputusan kelompok tersebut memilih Sinwar sebagai pemimpin terhadap perang Israel dan Hamas? Bagaimana pula keputusan itu akan memengaruhi masa depan negosiasi yang ditujukan untuk gencatan senjata di Jalur Gaza?
Ucapan selamat dan putus asa
Hamas menerima ucapan selamat dari kelompok-kelompok Palestina karena memilih Yahya Sinwar sebagai pemimpinnya, termasuk Fatah yang telah lama berseteru dengan kelompok tersebut.
Jibril Rajoub, sekretaris Komite Sentral Fatah, mengatakan keputusan itu merupakan "respons yang logis dan yang diharapkan setelah pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh".
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menulis di X bahwa pengangkatan Sinwar merupakan "alasan kuat lainnya untuk segera menyingkirkannya".
Letnan Jenderal Herzi Halevi, Kepala Staf Militer Israel, bahkan menyebut "mengubah nama Sinwar tidak menghalangi kami untuk terus mencari dan menyerangnya".

Sumber gambar, Getty Images
Warga Palestina yang telah lelah berperang mengungkapkan kekhawatiran dan pesimisme mereka setelah pengangkatan Sinwar.
"Dia seorang pejuang. Bagaimana negosiasi akan berlangsung");