Israel resmi tarik pasukan: Apa itu kamp Jenin dan mengapa Israel menyerangnya?

Sumber gambar, Reuters
- Penulis, Jeremy Howell
- Peranan, BBC World Service
Serangan skala besar yang digencarkan Israel di area Jenin, Tepi Barat telah berakhir setelah berlangsung selama dua hari.
"Operasi ini secara resmi berakhir, dan pasukan telah meninggalkan area Jenin," kata seorang juru bicara militer Israel kepada BBC.
Sebanyak 12 warga Palestina, dan seorang tentara Israel dilaporkan meninggal sejak serangan bergulir Senin kemarin.

Israel telah meluncurkan operasi militer skala besar terhadap kamp Jenin, yang letaknya di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Mereka mengaku pasukannya sedang melawan kelompok militan Palestina.
Tetapi, di manakah kamp Jenin itu dan seberapa luas wilayahnya?

Sumber gambar, Getty Images
Kamp pengungsi itu terletak di dalam Kota Jenin, di sebelah utara wilayah pendudukan Tepi Barat.
Wilayah luas ini berada di Tepi Barat sebelah Sungai Yordan, yang berhasil direbut Israel dari Yordania dalam Perang Enam Hari pada 1967.
Kedua negara, Israel dan Palestina, sama-sama mengeklaim wilayah itu milik mereka. Namun, setelah puluhan tahun perdebatan, status akhirnya masih belum ditentukan.

Sejak 1995, Jenin berada di bawah kendali pemerintah Palestina, yang juga menduduki sebagian dari Tepi Barat--tidak berada di bawah kekuasaan Israel secara langsung.
Namun, kini pasukan Israel telah beberapa kali memasuki kamp itu mengadakan operasi keamanan.
Kamp itu terdiri dari bangunan-bangunan beton, yang pertama kali dibangun pada 1970-an.
Wilayah itu dihuni 14.000 orang, menurut Badan Bantuan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA). Mereka tinggal di area yang luasnya kurang dari setengah kilometer persegi.
UNRWA mengatakan kamp Jenin memiliki angka kemiskinan dan pengangguran tinggi, terutama di kalangan orang muda.
Hal tersebut kemudian mengakibatkan rasa ketidakpuasan dan frustasi yang meluas. Kemiskinan dan pengangguran juga berkontribusi terhadap tingkat putus sekolah yang meningkat di kalangan anak-anak.
Mengapa ada konflik di Jenin?
Dalam seminggu terakhir, kekerasan di kota Jenin dan kamp setempat terus meningkat.
Tujuh warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Jenin pada 20 Juni, saat sebuah helikopter perang dikerahkan.
Keesokan harinya, dua pasukan Hamas menembak mati empat warga Israel di pom bensin dan restoran dekat permukiman warga Eli, yang letaknya 40 kilometer sebelah selatan dari Jenin.
Setelah insiden itu, ratusan warga Israel menyerang rumah-rumah, dan mobil-mobil di kota Palestina, Turmusaya. Seorang pria Palestina tewas ditembak dalam bentrokan itu.
Seminggu kemudian, tiga tentara Palestina dari Jenin dibunuh oleh serangan dron Israel, setelah mereka diduga melakukan penembakan di titik pos dekat kota itu.

Sumber gambar, Getty Images
Baca juga:
Serangan terbaru ini dinilai sebagai salah satu operasi militer terbesar yang pernah dijalankan Israel di Tepi Barat dalam beberapa tahun terakhir.
Ratusan pasukan, didukung oleh dron tempur dan buldoser lapis baja turut ikut serta dalam apa yang disebut pemerintah Israel sebagai “upaya melawan terorisme yang ekstensif”.
Mereka mengeklaim sedang berupaya agar Jenin tidak lagi menjadi “tempat berlindung bagi teroris”.
Namun, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan operasi itu merupakan "upaya terbaru untuk menghancurkan kamp dan menggusur warganya”.
Apa itu Brigade Jenin?
Kamp ini adalah rumah bagi Brigade Jenin.
Kamp ini berisi kumpulan petempur dari pelbagai kelompok militan Palestina, termasuk Hamas, dan Brigade Jihad Islam Palestina, al-Quds.
Setidaknya ada 420 pasukan bersenjata di dalam kamp, menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Mereka beroperasi di wilayah setempat, dan mengatakan mereka bagian dari "perlawanan" terhadap Israel.
Jenin, ada sebuah generasi baru petempur Palestina, kata koresponden diplomatik BBC, Paul Adams.
"Para pemuda bersenjata api ini tak pernah mengenal proses perdamaian," katanya. "Mereka tidak punya prospek apa pun mengenai resolusi diplomasi terhadap konflik.
"Mereka sama sekali tidak yakin dengan kepemimpinan politik mereka sendiri. Oleh karena itu, mereka melawan pendudukan [Israel] dengan cara yang mereka pikirkan."
Baca juga: